music

Rabu, 06 Maret 2013

Hadits Tentang Pentingnya Menuntut Ilmu Agama

Hadits Tentang Pentingnya Menuntut Ilmu Agama

Begitu pentingnya peranan ulama, Nabi Muhammad saw. pernah mengingatkan bahwa Allah swt. akan mencabut ilmunya dengan cara mencabut (nyawa) para ulama.
Perhatikan hadits Rasulullah saw. di bawah ini:

اِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ اِنْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى اِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اِتَّخَذَ النَّاسَ رُؤَسَاءَ جُهَّالاً فَسُئِلُوْا فَافْتُوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَ اَضَلُّوْا ـ رواه البخارى و مسلم
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu (pengetahuan) dengan mencabutnya dari hamba-Nya, akan tetapi Ia akan mencabut ilmu tersebut dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga apabila tida ada ulama maka orang-orang akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, apabila mereka ditanya kemudian memberi fatwa (nasihat) tanpa ilmu pengetahuan maka mereka akan sesat dan menyesatkan.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.

Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.

Setiap tanggal 12 Robbiul Awal, umat Islam memperingati Hari Maulid Nabi, yaitu hari kelahiran Muhammad saw. Beliau dilahirkan di Mekkah pada 12 Robbiul Awal tahun Gajah, bertepatan dengan 12 April 571 M.
Menurut pakar tafsir Alquran yang juga mantan Menteri Agama RI, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, peringatan Maulid Nabi tetap penting dilaksanakan. Selain untuk terus meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah saw. juga dalam rangka mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw. sejatinya bukan semata-mata perayaan yang hampa makna atau sekedar berhura-hura. Peringatan yang telah berkembang jauh setelah rasul wafat tersebut merupakan ungkapan penghormatan tertinggi kepada beliau. Namun, sebagian kelompok muslim, terutama kalangan Salafiah dan Wahabi, berpendapat bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. adalah bid'ah (mengada-adakan dalam urusan agama).

Hadits Tentang Menuntut Ilmu Pengetahuan

Hadits Tentang Menuntut Ilmu Pengetahuan

Bismillahirrohamanirrohim

Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim dan di bawah ini ada beberapa hadits yang berhubungan dengan menuntut ilmu. Semoga bermanfaat.

Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ اِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًابِمَا يَطْلُبُ
Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).

Makna Ibadah Bagi Seorang Muslim

Makna Ibadah Bagi Seorang Muslim

Selama ini, ada kecenderungan untuk memaknai ibadah sebagai praktek ritual belaka. Seperti sholat, membaca al-Quran, zakat, puasa, dan sebagainya. Padahal, ibadah tidak terbatas pada praktek ritual semacam itu. Jika kita klasifikasikan, ada dua macam ibadah, yaitu: (1) ibadah mahdah, dan (2) ibadah ghairu mahdah. Sholat, zakat, puasa, dan haji termasuk dalam kategori ibadah mahdah. Tata cara dan ketentuan-ketentuannya sudah dijelaskan oleh agama.
Adapun ibadah ghairu mahdah adalah segala hal kebaikan yang pelaksanaannya diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. dan mencapai ridho-Nya. Seorang petani yang bercocok tanam untuk menafkahi keluarga pada hakikatnya adalah sedang beribadah, sebab ia sedang melaksanakan perintah Tuhan untuk memberikan nafkah kepada keluarganya. Seorang pelajar yang giat belajar setiap hari hakikatnya adalah beribadah, sebab ia melaksanakan perintah-Nya untuk senantiasa menggali ilmu pengetahuan dan memperdalam agama.

Ruh Amal Adalah Ikhlas

Ruh Amal Adalah Ikhlas

Amal ibadah yang kuat tegaknya dan kokoh ikatannya dengan iman ialah yang dilaksanakan oleh hati yang ikhlas. Karena ikhlas adalah ruhnya amal dan amal itu menunjukkan tegaknya iman. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan Nasa'i disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal seseorang kecuali amal dari seseorang yang ikhlas dan mengharap keridhoan-Nya."
Ikhlas beramal menunjukkan bagaimana seorang hamba menyatakan dirinya di hadapan Allah ketika beribadah dan menghidupkan ikhlas sebagai salah satu syarat dalam beramal. Dalam al-Quran disebutkan: "Kami tidak menyembah kecuali kepada-Mu dan kami tidak menyekutukan Engkau dalam ibadah kami."
Pernyataan ibadah yang ikhlas ini menjadi syarat diterimanya ibadah seorang hamba ikhlas dalam beramal dapat dilakukan dengan dua cara:
  1. Beramal karena Allah, tidak ada sandaran amal selain Allah.
  2. Beribadah atas kehendak Allah sesuai dengan appa yang telah diperintahkan Allah kepada manusia.
Ruh Amal Adalah Ikhlas
Illustration from image google

Makna Senyum Bagi Manusia Dalam Islam

Makna Senyum Bagi Manusia Dalam Islam

Senyum merupakan keakraban diri dalam pergaulan dan dapat dijadikan simbol keakraban diri seseorang di dalam pergaulannya. Karena senyuman seseorang menandakan bahwa ia merupakan anggota dalam kelompok pergaulannya. Senyum merupakan rahasia diri seseorang agar berhasil dalam pergaulannya. Akan tetapi, tidak setiap orang bisa tersenyum. Dalam hal ini bukan berarti hanya orang yang mempunyai bibir yang bisa tersenyum, sedangkan orang yang tidak memiliki bibir tidak bisa tersenyum. Tetapi senyum yang dimaksud di sini adalah senyum yang tulus dari hati. Karena tidak semua senyuman seseorang adalah senyum yang tulus. Senyum merupakan salah satu rahasia diri yang dapat mengangkat derajat kemuliaan dan kehormatan seseorang, baik di mata sebagian besar masyarakat maupun di sisi Allah swt.

Hal-hal Yang Menimbulkan Syubhat (Keraguan)

Hal-hal Yang Menimbulkan Syubhat (Keraguan)

Jika seseorang mendapatkan sesuatu dari orang lain maka tidak wajib baginya menanyakan dan tidak ada hak pula untuk memeriksa apakah pemberian tersebut halal atau haram, apakah bercampur sedikit haram ataukah condong pada keharaman yang banyak, dan lain sebagainya. Akan tetapi, jika hatinya ragu tentang pemberian tersebut maka ia sudah diliputi syubhat atau keraguan. Adapun sumber keraguan itu ada yang berkaitan dengan barang dan ada yang berkaitan dengan pemilik barang.
Keraguan atau syubhat atas suatu barang yang disebabkan karena pemilik barang tersebut didasarkan pada tiga hal, yaitu:
1. Tidak mengetahui identitas pemiliknya.
2. Karena adanya sesuatu yang menunjukkan keraguan.
3. Karena kebiasaan menduga.
Keraguan atas suatu barang bisa bersumber karena seseorang tidak mengetahui identitas pemiliknya (pemberinya). Misalnya, seseorang mendapatkan sesuatu dari orang lain sedangkan yang memberi adalah orang asing baginya. Tidak ada tanda-tanda yang jelas apakah orang yang memberi itu zalim atau orang alim (misalnya apakah seseorang yang zalim atau orang sufi). Lebih-lebih orang tersebut dia jumpai pertama kali dalam tempat yang asing pula, tidak ada tanda-tanda apakah tempat itu kebanyakan orang yang zalim atau ahli ibadah. Maka yang demikian ini sebenarnya tak perlu diragukan. Jika hal yang semacam ini masih diragukan maka hal itu termasuk prasangka buruk. Dalam hal ini Allah swt. jelaskan dalam Q.S. al-Hujurat ayat 12.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host